Dakwah seharusnya menyentuh
wilayah minoristas muslim
"kita lihat saudara saudara kita di Papua Irian barat, mereka tak diberi izin untuk membangun musholla sekalipun, bahkan diantara kepala sukunya dicambuk dg ikan pari yg terkenal berduri dan beracun, agar mau mencabut pernyataannya sebagaimana ia telah mengizinkan muslimin membangun musholla di wilayahnya,
demikian pula di wilayah Kokoda di Papua, (2 hari perjalanan dari sorong dengan menggunakan perahu) non muslim dibagi uang 1 juta rupiah per kepala disaat natal, padahal wilayah muslimin sangat miskin sehingga mereka tak pernah kenal alas kaki,
KH Ahmad Baihaqi saat membawa santri beberapa orang dari wilayah itu, mereka baru dibelikan sandal di kota Sorong, sebelum naik kapal laut, sebelumnya mereka tak pernah punya sandal apalagi sepatu, demikian susahnya keadaan saudara kita muslimin disana,
ketika saya ke wilayah Bintuni Irian Barat, sekitar 300km dari Manokwari dg perjalanan belasan jam melewati belantara irian yg sangat buruk keadaan jalannya,
ketika saya sampai di Bintuni dengan sambutan yg hangat, salah seorang tokoh masyarakat berkata lirih diatas podium : "kami disini sangat sulit mengenal islam, tidak ada ustaz dan guru dari pulau jawa yg mau datang ke wilayah kami mengajari islam, karena kami dalam keadaan miskin, bahkan diantara kami dalam satu perkampungan tak ada yg shalat, karena tak ada yg mengajari kami shalat, kami hanya tahu sedikit ajaran islam dari televisi, sedangkan tidak semua rumah punya televisi, dan kami dengar dari saudara saudara kami yg punya televisi, bahwa di Jakarta orang orang muslimin menyumbangkan harta sebanyak banyaknya ke Palestina, mereka lupa pada saudara saudara mereka disini yg miskin dan susah, untuk membangun musholla pun sulit apalagi masjid, sedangkan non muslim terus membagi bagikan uang dan bahkan rumah, untuk mereka yg mau keluar dari islam..
kami tidak mau menerima perpisahan dengan RI, karena kami tahu gerakan pemisahan itu dari non muslim, kami membela RI karena kami tahu RI dipimpin orang Islam"
-al habib munzir al musawa-
No comments:
Post a Comment