Wednesday, July 19, 2017

KAROMAH HABIB SHOLEH TANGGUL JEMBER

KAROMAH HABIB SHOLEH TANGGUL JEMBER
Beliau adalah seorang wali qutub yang lebih dikenal dengan nama habib Sholeh Tanggul, ulama kharismatik yang berasal dari hadromaut pertama kali melakukan dakwahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah Tanggul Jember Jawa Timur. Habib Sholeh lahir tahun 1313 H. Di kota Korbah, ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad juga seorang tokoh ulama dan wali yang sangat dicintai masyarakat, dan ibunya bernama Aisyah ba-Umar.
Mengisahkan tentang Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS.
Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah SAW.
Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun keretta api Tanggul yang letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Yik Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi ia datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh merasakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang.
Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri-ciri fisik Nabi Khidir AS. Tangannyapun dipegang erat-erat oleh Yik Sholeh, sambil berkata, “anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan saya”. Sang pengemispun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.
Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang bernama Habib Sholeh, di jawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “ di daerah sini tidak ada yang namanya Habib Sholeh, yang ada Sholeh, ya saya sendiri ini, “ kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.
Sejak itu,, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mulai sekedar silaturrohim, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari Tanggul saja, tetapi juga dari luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain.
Mantan wakil Presiden Adam Malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan ke rumah beliau. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta, penjemputnya sangat banyak, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH Abdillah yang mengenal dengan baik Habib Sholeh.
KH Ahmad Qusyairi bin Siddiq, mertua Kyai Abdul Hamid Pasuruan adalah sahabat karib Habib Shole. Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai menampak, KH Qusyairilah yang mengaji kepada Habib Sholeh.
Suatu saat, KH Qusyairi sowan ke rumah Habib Sholeh. Tidak seperti biasa, sambutan Habib Sholeh Tanggul begitu hangat, dipeluknya erat-erat sang Kyai. Habib Sholeh pun menyembelih seekor kambing khusus untuk menjamu sang teman karib. Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali beliau lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian KH Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.
Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar kecopetan. Karuan saja sang ajudan kalang kabut kehilangan barang yang sangat dicintai oleh sang jenderal dan takut mendapat hukuman, sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib Sholeh. Sampai di sana, Habib menyuruhnya mencari ke pasar Tanggul. Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan. Habib menyuruhnya lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena memaksa, Habib Sholeh lantas masuk kedalam kamarnya, dan tidak lama kemudian keluar dengan menjulurkan sebuah pulpen. “apa seperti ini pulpen itu?” sang ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang jenderal yang hilang diambil pencopet.
Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang menuturkan karomomahan beliau tak terhitung. Tetapi perlu dicatat, karomah hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu didapat setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran islam secara Kaffah. Dan itu dilakukan secara istiqomah, sampai dikatakan bahwa istiqomah itu lebih mulia dari seribu karomah.
Tengok saja kemitmen Habib Sholeh terhadap nilai-nilai islam, termasuk kepeduliannya terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan, beliau dikenal karena akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah menolak permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudlu para tamunya.
Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada beliau, kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib Sholeh menjawab, “bagaimana tidak? Sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuatnya murka.
Suatu hari datanglah seorang wanita dari Swiss kepada Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid. Wanita Swiss tersebut sebelumnya bermimpi aneh. Di dalam mimpinya ia ketemu dengan seorang yang memperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh dari Tanggul Jember.
Tanpa banyak berpikir, si wanita pun menurut dan langsung terbang dari Swiss menuju Indonesia, ke Tanggul,sebuah tempat yang namanya asing baginya. Ternyata ia memiliki persoalan rumit. Empat hari lagi ia akan menikah dengan seorang pria yang ia cintai. Tetapi malang, pria tersebut ternyata digaet oleh seorang perempuan jalang. Maka rencana pernikahan pun terancam batal.
Di tengah-tengah kegalauannya itulah, di suatu malam, ia bermimpi didatangi seseorang yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh yang katanya beralamat di Tanggul Jember, Jatim. Kepadanya dikatakan, Habib Sholeh itu dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Itulah yang membuatnya penasaran dan ingin segera mencari tahu dan menemui seorang Habib sperti yang dimaksud dalam mimpinya.
Tak disangka, setibanya di Bandara Soekarno Hatta, ia pun tak mendapatkan kesulitan yang berarti. Setelah bertanya ke petugas bandara tentang siapa gerangan Habib Sholeh Tanggul, ternyata salah seorang di antara petugas ada yang tahu dan bersedia mengantarkannya.
Di sana ia terkejut, ternyata ia betul –betul melihat orang yang sama persis dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Tak lain tak bukan, dialah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Pada suatu itu kebetulan sedang banyak tamu. Setelah memperkenalkan diri, tak lama kemudian, ia dipersilahkan masuk dan berganti pakaian. Sebab ia orang Eropa yang biasa dengan pakaian bebas. Setelah itu,iapun dipersilahkan mengutarakan maksud kedatangannya.
Tidak lama ia bertamu di kediaman Habib Sholeh. Sebab setelah itu, sang Habib menyuruhnya segera bertolak ke Swiss. Kepadanya dikatakan “ segerahlah pulang ke Swiss. Nanti setibanya kamu di sana, calon suamimu akan menangis di depan pintu rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu” tanpa banyakl tanya lagia, akhirnya wanita itupun segera bertolak menuju Swiss.
Lama tak terdengar kabar, beberapa bulkan kemudian , wanita tersebut datang kembali. Namun dengan keadaan yang berbeda. Ternyata apa yang dikatakan oleh Habib Sholeh kepadanya pada kunjunganya yang pertama menjadi kenyataan. Kini ia telah hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Kepada Habib Sholeh ia berucap terima kasih. Dan dia pun menawarkan apa saja yang Habib Sholeh minta, semuanya akan ia penuhi. Tetapi sebagai seorang waliyullah, Habib Sholeh tak mengharapkan imbalan apapun, melainkan ikhlas karena Allah semata.
Hanya saja kalau boleh saya minta”. Ujar sang Habib, “dan tidak ada sama sekali paksaan, kalau kamu berkenan, saya minta kamu memeluk agama islam”. Alhamdulillah, dengan penuh kesadaran serta keikhlasan, wanitu itu pun beserta suaminya memeluk agama islam.
Pada saat Adam Malik (mantan mentri luar negeri) menjabat sebagai kepala kantor Berita Antara, suatu saat lewat Lembaga yang dipimpinnya, beliau mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai tokoh berpaham ajaran komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat itu membuat Soebandrio dan jajarannya kalang kabut karena merasa terpojokan. Ia marah besar dan mengancam Adam Malik.
Adam Malik menceritakan latar belakang persoalannya. Mendengar pengaduan itu. Habib Sholeh Tanggul hanya tersenyum. Beliau berkata :  “jangan takut terhadap ancamannya. Nanti kamu yang akan menggantikan kedudukannya”.
Alhamdulillah, waktu pun berjalan dan Adam Malik selamat dari ancaman Soebandriodan gerombolan komunis lainnya. Dan sesuai dengan ramalan Habib Sholeh, setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.
Kisah serupa terjadi juga pada Habib Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di era Presiden Gus Dur, yang pernah datang ke kediaman Habib Sholeh. Pada masa itu, ia datang diantar oleh ayahandanya. Keperluannyamohon doa restu untuk belajar  keluar negeri . tujuannya belajar ke Amerika di Harvard University.
Pada kesempatan itu, Alwi Shihab mengutarakan semua yang menjadi problemnya. Antara lain, ia tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan Alwi Shihab, Hbabi Sholeh menyarankan agar Alwi Shihab mandi di 2 sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.
Alwi Shihab pun mandi di dua sumur tersebut. Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh menasehati agar ia datang ke Adam Malik yang saat itu menjabat menlu. Kontan Alwi Shihab mengatakan  kekhawatirannya karena ia hanya rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang menteri? Mendengar kekhawatirannya Alwi Shihab, akhirnya Habib Sholeh menasehatinya agar tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat darinya , “bawa surat saya ini. Jangan takut padam Adam Malik, kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik”. Kata Habib Sholeh Tanggul.
Ternyata benar dikemudian hari, ucapan Habib Sholeh menjadi sebuah kenyataan, Alwi Shihab menjadi menteri di era Presiden Gus Dur.

No comments:

Post a Comment

Janji Allah Bagi Orang Yang Menikah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Diantara janji Allah bagi orang yang menikah, Allah janjikan kecukupan untuk me...