KAROMAH HABIB SHOLEH TANGGUL JEMBER
Beliau adalah
seorang wali qutub yang lebih dikenal dengan nama habib Sholeh Tanggul, ulama
kharismatik yang berasal dari hadromaut pertama kali melakukan dakwahnya ke
Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah Tanggul Jember Jawa Timur.
Habib Sholeh lahir tahun 1313 H. Di kota Korbah, ayahnya bernama Muhsin bin
Ahmad juga seorang tokoh ulama dan wali yang sangat dicintai masyarakat, dan
ibunya bernama Aisyah ba-Umar.
Mengisahkan
tentang Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan
dirinya dengan Nabi Khidir AS.
Kala itu, layaknya
pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari
kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah SAW.
Suatu ketika Yik
Sholeh sedang menuju stasiun keretta api Tanggul yang letaknya memang dekat
dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Yik Sholeh
yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu
yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang
lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi ia datang untuk ketiga
kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “yang sepuluh
rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh merasakan ada yang aneh. Lalu ia
menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa
lembut seperti tak bertulang.
Keadaan seperti
itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri-ciri fisik Nabi Khidir AS.
Tangannyapun dipegang erat-erat oleh Yik Sholeh, sambil berkata, “anda pasti
Nabi Khidir, maka mohon doakan saya”. Sang pengemispun berdoa, lalu pergi
sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.
Tak lama kemudian,
turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik
Sholeh untuk menunjukan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada
yang bernama Habib Sholeh, di jawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada,
Yik Sholeh menjawab, “ di daerah sini tidak ada yang namanya Habib Sholeh, yang
ada Sholeh, ya saya sendiri ini, “ kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab
orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.
Sejak itu,, rumah
Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mulai sekedar silaturrohim, sampai
minta berkah doa. Tidak hanya dari Tanggul saja, tetapi juga dari luar Jawa
bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan
lain-lain.
Mantan wakil
Presiden Adam Malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan ke rumah
beliau. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta,
penjemputnya sangat banyak, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH Abdillah
yang mengenal dengan baik Habib Sholeh.
KH Ahmad Qusyairi
bin Siddiq, mertua Kyai Abdul Hamid Pasuruan adalah sahabat karib Habib Shole.
Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH Ahmad Qusyairi di Tanggul,
tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai menampak, KH Qusyairilah
yang mengaji kepada Habib Sholeh.
Suatu saat, KH
Qusyairi sowan ke rumah Habib Sholeh. Tidak seperti biasa, sambutan Habib
Sholeh Tanggul begitu hangat, dipeluknya erat-erat sang Kyai. Habib Sholeh pun
menyembelih seekor kambing khusus untuk menjamu sang teman karib. Disela-sela
bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali beliau lakukan. Ternyata
beberapa hari kemudian KH Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.
Tersebutlah
seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D
Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar kecopetan.
Karuan saja sang ajudan kalang kabut kehilangan barang yang sangat dicintai
oleh sang jenderal dan takut mendapat hukuman, sehingga disarankan oleh seorang
kenalannya agar minta tolong ke Habib Sholeh. Sampai di sana, Habib menyuruhnya
mencari ke pasar Tanggul. Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen
itu tidak ditemukan. Habib menyuruhnya lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena
memaksa, Habib Sholeh lantas masuk kedalam kamarnya, dan tidak lama kemudian
keluar dengan menjulurkan sebuah pulpen. “apa seperti ini pulpen itu?” sang
ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang jenderal yang hilang
diambil pencopet.
Nama Habib Sholeh
kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang menuturkan karomomahan beliau tak
terhitung. Tetapi perlu dicatat, karomah hanyalah suatu indikasi kewalian
seseorang. Kelebihan itu didapat setelah melalui proses panjang yaitu
pelaksanaan ajaran islam secara Kaffah. Dan itu dilakukan secara istiqomah,
sampai dikatakan bahwa istiqomah itu lebih mulia dari seribu karomah.
Tengok saja
kemitmen Habib Sholeh terhadap nilai-nilai islam, termasuk kepeduliannya
terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada
perselisihan, beliau dikenal karena akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti
hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai
dikenal tidak pernah menolak permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan
dijamu sebaik mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk
mandi dan wudlu para tamunya.
Maka buah yang
didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada beliau,
kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib Sholeh menjawab, “bagaimana
tidak? Sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuatnya murka.
Suatu hari
datanglah seorang wanita dari Swiss kepada Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid.
Wanita Swiss tersebut sebelumnya bermimpi aneh. Di dalam mimpinya ia ketemu
dengan seorang yang memperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh dari Tanggul
Jember.
Tanpa banyak
berpikir, si wanita pun menurut dan langsung terbang dari Swiss menuju
Indonesia, ke Tanggul,sebuah tempat yang namanya asing baginya. Ternyata ia
memiliki persoalan rumit. Empat hari lagi ia akan menikah dengan seorang pria
yang ia cintai. Tetapi malang, pria tersebut ternyata digaet oleh seorang
perempuan jalang. Maka rencana pernikahan pun terancam batal.
Di tengah-tengah
kegalauannya itulah, di suatu malam, ia bermimpi didatangi seseorang yang
kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh yang katanya beralamat di
Tanggul Jember, Jatim. Kepadanya dikatakan, Habib Sholeh itu dapat
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Itulah yang membuatnya penasaran dan
ingin segera mencari tahu dan menemui seorang Habib sperti yang dimaksud dalam
mimpinya.
Tak disangka,
setibanya di Bandara Soekarno Hatta, ia pun tak mendapatkan kesulitan yang
berarti. Setelah bertanya ke petugas bandara tentang siapa gerangan Habib
Sholeh Tanggul, ternyata salah seorang di antara petugas ada yang tahu dan
bersedia mengantarkannya.
Di sana ia
terkejut, ternyata ia betul –betul melihat orang yang sama persis dengan yang
dilihatnya dalam mimpi. Tak lain tak bukan, dialah Habib Sholeh bin Muhsin
Al-Hamid. Pada suatu itu kebetulan sedang banyak tamu. Setelah memperkenalkan
diri, tak lama kemudian, ia dipersilahkan masuk dan berganti pakaian. Sebab ia
orang Eropa yang biasa dengan pakaian bebas. Setelah itu,iapun dipersilahkan
mengutarakan maksud kedatangannya.
Tidak lama ia
bertamu di kediaman Habib Sholeh. Sebab setelah itu, sang Habib menyuruhnya
segera bertolak ke Swiss. Kepadanya dikatakan “ segerahlah pulang ke Swiss.
Nanti setibanya kamu di sana, calon suamimu akan menangis di depan pintu
rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu” tanpa banyakl
tanya lagia, akhirnya wanita itupun segera bertolak menuju Swiss.
Lama tak terdengar
kabar, beberapa bulkan kemudian , wanita tersebut datang kembali. Namun dengan
keadaan yang berbeda. Ternyata apa yang dikatakan oleh Habib Sholeh kepadanya
pada kunjunganya yang pertama menjadi kenyataan. Kini ia telah hidup bahagia
sebagai sepasang suami istri. Kepada Habib Sholeh ia berucap terima kasih. Dan
dia pun menawarkan apa saja yang Habib Sholeh minta, semuanya akan ia penuhi.
Tetapi sebagai seorang waliyullah, Habib Sholeh tak mengharapkan imbalan
apapun, melainkan ikhlas karena Allah semata.
Hanya saja kalau
boleh saya minta”. Ujar sang Habib, “dan tidak ada sama sekali paksaan, kalau
kamu berkenan, saya minta kamu memeluk agama islam”. Alhamdulillah, dengan
penuh kesadaran serta keikhlasan, wanitu itu pun beserta suaminya memeluk agama
islam.
Pada saat Adam
Malik (mantan mentri luar negeri) menjabat sebagai kepala kantor Berita Antara,
suatu saat lewat Lembaga yang dipimpinnya, beliau mengungkap keterlibatan Menlu
Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai tokoh berpaham ajaran komunis. Karuan
saja, berita-berita yang dimuat itu membuat Soebandrio dan jajarannya kalang
kabut karena merasa terpojokan. Ia marah besar dan mengancam Adam Malik.
Adam Malik
menceritakan latar belakang persoalannya. Mendengar pengaduan itu. Habib Sholeh
Tanggul hanya tersenyum. Beliau berkata :
“jangan takut terhadap ancamannya. Nanti kamu yang akan menggantikan
kedudukannya”.
Alhamdulillah,
waktu pun berjalan dan Adam Malik selamat dari ancaman Soebandriodan gerombolan
komunis lainnya. Dan sesuai dengan ramalan Habib Sholeh, setelah Soeharto
menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.
Kisah serupa
terjadi juga pada Habib Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di era Presiden
Gus Dur, yang pernah datang ke kediaman Habib Sholeh. Pada masa itu, ia datang
diantar oleh ayahandanya. Keperluannyamohon doa restu untuk belajar keluar negeri . tujuannya belajar ke Amerika
di Harvard University.
Pada kesempatan
itu, Alwi Shihab mengutarakan semua yang menjadi problemnya. Antara lain, ia
tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan
Alwi Shihab, Hbabi Sholeh menyarankan agar Alwi Shihab mandi di 2 sumur yang
terdapat di sekitar kediamannya.
Alwi Shihab pun
mandi di dua sumur tersebut. Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh
menasehati agar ia datang ke Adam Malik yang saat itu menjabat menlu. Kontan
Alwi Shihab mengatakan kekhawatirannya
karena ia hanya rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang menteri?
Mendengar kekhawatirannya Alwi Shihab, akhirnya Habib Sholeh menasehatinya agar
tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat
darinya , “bawa surat saya ini. Jangan takut padam Adam Malik, kelak kamu akan
menjadi seperti Adam Malik”. Kata Habib Sholeh Tanggul.
Ternyata benar
dikemudian hari, ucapan Habib Sholeh menjadi sebuah kenyataan, Alwi Shihab
menjadi menteri di era Presiden Gus Dur.
No comments:
Post a Comment