Sunday, July 30, 2017

MANFAAT SOWAN (SILATURAHIM) PADA KYAI



MANFAAT SOWAN (SILATURAHIM) PADA KYAI

Sowan adalah tradisi santri berkunjung kepada kyai dengan harapan mendapatkan petunjuk atas sebuah permasalahan yang diajukannya, atau mengharapkan do’a dari kyai atau sekedar bertatap muka silaturrahim saja. Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw bahwa bersilaturahim dapat menjadikan umur dan rezeki bertambah panjang. Sowan dapat dilakukan oleh santri secara individu atau bersama-sama. Biasanya seorang kyai akan menerima para tamu dengan lapang dada.
Bagi wali santri yang hendak menitipkan anaknya di Pesantren, sowan kepada kyai sangat penting. Karena dalam kesempatan ini ia akan memasrahkan anaknya untuk dididik di Pesantren oleh sang kyai. Begitu pula dengan calon santri, inilah kali pertama ia melihat wajah kyainya yang akan menjadi panutan sepanjang hidupnya.
Sowan tidak hanya dilakukan oleh santri yang masih belajar di pesantren. Banyak santri yang telah hidup bermasyarakat dan berkeluarga mengunjungi kyainya hanya sekedar ingin bersalaman semata. Atau sengaja datang membawa permasalahan yang hendak ditanyakan kepada kyai tentang berbagai masalah yang dihadapinya.
Hal ini menjadikan bahwa hubungan kyai santri tidak pernah mengenal kata putus. Kyai tetap menjadi guru dan santri tetap menjadi murid. Dalam dunia pesantren istilah alumni hanya menunjuk pada batasan waktu formal belaka, dimana seorang santri pernah belajar di sebuah pesantren tertentu. Tidak termasuk di dalamnya hubungan guru-murid. Meskipun telah manjadi alumni pesantren A, seseorang akan tetap menjadi santri atau murid Kyai A.
Di beberapa daerah tradisi sowan memiliki momentumnya ketika idul fitri tiba. Biasanya, seorang kyai sengaja mempersiapkan diri menerima banyak tamu yang sowan kepadanya. Mereka yang sowan tidaklah sebatas para santri yang pernah berguru kepadanya, namun juga masyarakat, tetangga dan bahkan para pejabat tidak pernah berguru langsung kepadanya. Mereka datang dengan harapan mendapatkan berkah dari kealiman seorang kyai. Karena barang siapa  bergaul dengan penjual minyak wangi, pasti akan tertular semerbaknya bau wangi.
Pada bulan syawal seperti ini, sowan kepada kyai merupakan sesuatu yang utama bagi kalangan santri. Hampir sama pentingnya dengan mudik untuk berjumpa keuarga dan kedua orang tua. Pantas saja, karena kyai bagi santri adalah guru sekaligus berlaku sebagai orang tua. Oleh karena itu sering kali mereka yang kembali pulang dari perantauan menjadikan sowan kepada kyai sebagai alasan penting mudik di hari lebaran. Bagi santri yang telah jauh berkelana mengarungi kehidupan, kembali ke pesantren dan mencium tangan kyai merupakan ‘isi ulang energi’ recharger untuk menghadapi perjalanan hidup ke depan. Seolah setelah mencium tangan kyai dan bermuwajjahah dengannya semua permasalahan di depan pasti akan teratasi. Semua itu berlaku berkat do’a orang tua dan kyai.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Imam Nawawi sebagaimana dinukil oleh Ibn Hajar al-Asqolani dalam kitabFathul Bari:
قالَ الاِمَامْ النَّوَاوِيْ : تقبِيْلُ يَدِ الرَّجُلِ ِلزُهْدِهِ وَصَلاَحِهِ وَعِلْمِهِ اَوْ شرَفِهِ اَوْ نَحْوِ ذالِكَ مِنَ اْلاُمُوْرِ الدِّيْنِيَّةِ لاَ يُكْرَهُ بَل يُسْتَحَبُّ.

Imam Nawawi berkata : mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan.
Demikianlah tradisi sowan ini berlangsung hingga sekarang. Para santri meyakini benar bahwa seorang kyai yang alim dan zuhud jauh lebih dekat kepada Allah swt dibandingkan manusia pada umumnya. Karena itulah para santri sangat mengharapkan do’a dari para kyai. Karena do’a itu nilainya lebih dari segudang harta. Inilah yang oleh orang awam banyak diistilahkan dengan tabarrukan, mengharapkan berkah dari do’a kyai yang mustajab karena kezuhudannya, kewira’iannya dan ke’alimanya.
Dengan demikian, optimisme dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai macam permasalahannya merupakan nilai posittif yang tersimpan di balik tradisi sowan. Sowan model inilah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahim)” (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ مَا لَهُ مَا لَهُ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ ” .رواه البخاري .
“Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra. bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi saw., “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, “Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah saw. Bersabda, “Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah.” (Bukhari).


Pengasuh pondok pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah KH Syeh Sholeh Basalamah juga menekankan pentingnya silaturahim bagi umat manusia. Sebab, pengampunan dosa di hadapan Allah SWT lebih mudah bila dibandingkan dengan pengampunan dosa akibat kesalahan antarmanusia. Upaya menjauhkan diri dari berbagai kekhilafan antarmanusia adalah dengan membangun silaturahmi.

Syeh Sholeh memaparkan, sumber munculnya perbuatan dosa dengan manusia adalah mulut. Mulut menjadi biang penghasil dosa seperti ngrasani, mengumpat, adu domba, bohong, fitnah. Namun lisan juga bisa mengantarkan manusia ke jalan surga, manakala manusia mampu mengendalikan lisan, menjaga lisan. “Orang yang bangkrut di hari kiamat adalah orang yang ketika di dunia melakukan ibadah tetapi lisannya tidak di jaga,” terangnya.

Beliau menjelaskan, ada sepuluh langkah terpuji dari silaturahmi.  Pertama, mendapatkan ridlo Allah SWT karena Dialah yang memerintahkan silaturahim. Kedua, membuat gembira sanak saudara. "Sesungguhnya amal yang paling utama adalah membuat gembira orang mukmin,".

Ketiga, lanjutnya, dengan silaturahim akan menggembirakan malaikat karena malaikat seneng kalau ada orang bersilaturahim. Keempat, mendapatkan pujian baik dari orang muslim.  Kelima, menjadikan susah iblis laknatullah untuk menggoda manusaia.

Keenam, menambah umur, ketujuh mendapatkan berkah dalam rejeki. Kedelapan, menggembirakan orang orang yang meninggal dunia. Kesembilan, bertambah erat tali persaudaraan.

Dan kesepuluh, menambah pahala setelah ia meninggal, karena sanak kerabat akan selalu mendoakan setelah meninggal. Orang akan selalu mengingat jasa-jasa silaturahim maka saat meninggalpun diberi kiriman doa oleh orang-orang yang mengenalnya.

Walau bagaimanapun, sambung Syeh Sholeh, manusia tidak bisa luput dari dosa. Namun sebaik-baik orang berdosa adalah yang mau bertobat pada-Nya.

Meski demikian, jangan sampai kita memasukkan halal haram ke dalam perut kita. Nanti kita akan disamakan dengan celengan. “Ketika uang yang ada di celengan mau diambil, maka jalan yang ditempuh tidak dengan cara mengambil seperti di ATM atau kasir Bank. Tapi langsung dipecah, dibanting. Maka kalau kita akan makan barang haram, ingatlah kalau perut kita bukan celengan,” tandasnya.  (M. Nur Zein/Larangan Brebes).

No comments:

Post a Comment

Janji Allah Bagi Orang Yang Menikah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Diantara janji Allah bagi orang yang menikah, Allah janjikan kecukupan untuk me...