Friday, July 21, 2017

Karomah KH Cholil Nawawie Sidogiri



Karomah KH Cholil Nawawie Sidogiri

Sekitar tahun 1925 M/1343 H. Nyai Nadzifah, istri pengasuh pondok pesantren Sidogiri, KH Nawawie Noerhasan, melahirkan seorang bayi lelaki. Atas saran Mbah Kholil Bangkalan, bayi itu kemudian diberi nama Muhammad Cholil.
Keistimewaan Kyai Cholil memang sudah tampak sejak kecil,  hingga sebagian orangpun meyakininya sudah menjadi wali sejak kecilnya itu.
Sehari sebelum Mbah Kholil Bangkalan wafat, Mas Cholil (panggilan akrab Kyai CholiL Nawawie Sidogiri waktu kecil) berteriak-teriak, “Medura kiamat, medura kiamat (Madura kiamat, Madura kiamat)”.
Ucapan iti diteriakan Mas Cholil berkali-kali, sehingga didengar oleh abahnya, Kyai Nawawie, yang waktu itu sedang mengajar di surau.
“ana apa, Lil (ada apa Lil?) Kyai Nawawie bertanya.
“Medura kiamat Bah (Madura kiamat abah),” kata mas Cholil, mengulang.
Kyai Nawawie baru mengerti perkataan Mas Choli pada keesokann harinya, ketika sampai berita kepadanya bahwa Mbah Kholil Bangkalan wafat.
Kyai Kholil Nawawie, pengasuh ponpes Sidogiri, Pasuruan Jatim, dan termasuk seorang yang hafal alquran. Bila beliau mengimami sholat berjamaah, suaranya menyejukan qolbu dan sangat menyentuh hati, hingga tak jarang membuta para jamaah menitikan air mata tanpa mereka sadari.
Kehidupan beliau sangatlah sederhana dan tidak suka menonjolkan diri. Kemana-mana beliau selalu naik dokar. Bukan tidak punya uang untuk membeli mobil, malah banyak yang bermaksud memberi mobil kepada beliau, tapi ditolaknya. Alasannya, beliau takut malah akan membebaninya sekaligus khawatir membuat iri tetangga. Saat makan, bila sudah terasa nikmat, maka beliau segera berhenti. ‘” saya khawatir nikmat saya habis di dunia ini,” demikian alasan beliau.
Suatu ketiak Kyai Cholil pernah mengadukan kegundahan hatinya kepada KH Kholid dari Warungdowo, Pohjentrek, Pasuruan.
Dalam bahasa jawa beliau berujar : “Lid, aku saiki susah (Khalid, sekarang saya sedang susah!).
“susah nopo Kyai? (susah bagaimana Kyai)” tanya Kyai Kholid.
“begini, setiap kali saya sedekah pada orang lain, selalu dibalas langsung oleh Allah SWT. Kemarin, saya sedekah sarung kepada seseorang. Tak lama kemudian ada orang mengantarkan 10 helai kain sarung ke rumah. Beberapa hari kemudian, saya bersedekah lagi. Spontan, tak lama kemudian ada orang mengantarkan sesuatu yang sama dengan apa yang telah saya sedekahkan itu, jumlah dan nilainya bahkan lebih besar. Ini yang bikin saya susah. Yang saya takutkan, kalau balasan Allah itu diberikan pada saya hnaya di dunia ini, sementara di akhirat nanti saya tidak mendapatkan balasan apapun”. Demikian Kyai Kholil bercerita sambil menangis.
Dalam kehidupan ini, beliau meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW. Yang juga hidupnya sederhana. Sikap hidup sederhana Kyai Cholil ini bisa dibaca dari tulisan berbahasa Arab yang terpampang di dalam rumah beliau yang merupakan doa Rosulullah SAW: “Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin. Dan ambil nyawaku dalam keadaan yang sama. Serta kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin”. Allah yarhamhu.

No comments:

Post a Comment

Janji Allah Bagi Orang Yang Menikah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Diantara janji Allah bagi orang yang menikah, Allah janjikan kecukupan untuk me...