Karomah Kyai
Moh Hasan Probolinggo
Nama :
KH Mohammad Hasan
Nama masa
kecil :
Ahsan
Nama
akrab :
Kyai Hasan, Kyai Hasan sepuh
Tanggal
lahir :
Probolinggo, 27 Rojab 1259 H/23 Agustus 1843 M
Tanggal
wafat :
Probolinggo, 11 Syawwal 1374 H/ 1 Juni 1955 M
Alamat
Asal :
Desa Sentong, Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo
Alamat tinggal :
Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo
Nama
ayah :
Kyai Syamsudin/ Kyai Miri
Nama
ibu :
Khadijah (Nyai Khadijah/Nyai Miri)
Salah satu karomah al-marhum
waliyullah KH Moh Hasan Genggong diceritakan oleh KH Akhmad Mudzhar, Situbondo.
Beliau bercerita bahwa pada suatu hari selepas sholat jumat sekitar jam 13.00,
al-marhum KH Moh Hasan Genggong (yang dikenal dgn Kyai Sepuh) turun dari Masjid
Jami’ al-Barokah Genggong menuju dalem (rumah) beliau. Dalam
perjalanan antara Masjid dan kediamannya, beliau berjalan sambil berteriak
mengucap : “innalillah, innalillah” sambil menghentak-hentakkan tangannya yang
kelihatan basah.
Setelah itu, tepat pada hari Senin
pagi (tiga hari setelah kejadian tersebut), ketika Alm Kyai sepuh menemui
tamunya yang juga terdapat KH Akhmad Mudzar (salah seorang santrinya dan perawi
kisah ini), datang dua orang tamu menghadap Kyai sepuh yang merautkan paras
kelelahan seakan-akan baru mengalami musibah yang begitu hebat. Tatkala dua
orang tersebut bertemu dan melihat wajah al-marhum Kyai sepuh, terlontarlah
ucapan dari salah seorang dari keduanya. “ini orang yang menolong kita tiga
hari yang lalu” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, alm Kyai sepuh
mengucap kata “alhamdulillah” sebanyak tiga kali dengan wajah yang berseri.
Dari kejadian tersebut membuat heran
KH Mudzar dan beliau mengambil keputusan untuk bertanya kepada kedua tamu
tersebut, sehingga berceritalah tamu tersebut : “tiga hari yang lalu, yaitu
hari jumat kami berdua dan beberapa teman yang lain menaiki perahu menuju
Banjarmasin, tiba-tiba perahu itu oleng akibat angin topan dan perahu kami tak
tertolong lagi. Namun kami sempat diselamatkan berkat kehadiran dan pertolongan
yang datang dari seorang sepuh yang tidak kami kenal, waktu itu menunjukan
sekitar jam 13.00 atau ba’da jumat, setelah itu kami sudah tidak sadar lagi apa
yang terjadi sehingga kami terdampar di tepi pantai Kraksaan (Kalibuntu)”.
Lalu (lanjut cerita tamu tersebut)
setelah kami sadar, kami merasa sangat gembira dan bersyukur karena masih
terselamatkan dari bencana itu. Dan kami ingat bahwa yang menolong kami dari
malapetaka tiga hari yang lalu itu adalah orang tua yang nampaknya sangat alim.
Hingga hati kami terdorong untuk sowan atau mampir kepada beliau yang sepuh
yang dekat dengan tempat kami terdampar. Setelah kami bertanya kepada
orang-orang yang kami jumpai, “adakah di sekitar tempat ini seorang Kyai sepuh
?”. lalu kami disuruh menuju ke tempat ini (Genggong). Setelah sampai disini
ternyata orang yang menolong kami waktu itu adalah orang ini. (bersamaan dengan
itu tangan tamu tersebut menunjuk ke arah alm. KH Moh Hasan Genggong.
No comments:
Post a Comment