Wednesday, July 19, 2017

Karomah Kyai Moh Hasan Probolinggo

Karomah Kyai Moh Hasan Probolinggo




Karomah Kyai Moh Hasan Probolinggo
Nama                                         : KH Mohammad Hasan
Nama masa kecil                       : Ahsan
Nama akrab                              : Kyai Hasan, Kyai Hasan sepuh
Tanggal lahir                             : Probolinggo, 27 Rojab 1259 H/23 Agustus 1843 M
Tanggal wafat                           : Probolinggo, 11 Syawwal 1374 H/ 1 Juni 1955 M
Alamat Asal                              : Desa Sentong, Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo
Alamat tinggal                          : Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo
Nama ayah                                : Kyai Syamsudin/ Kyai Miri
Nama ibu                                  : Khadijah (Nyai Khadijah/Nyai Miri)

Salah satu karomah al-marhum waliyullah KH Moh Hasan Genggong diceritakan oleh KH Akhmad Mudzhar, Situbondo. Beliau bercerita bahwa pada suatu hari selepas sholat jumat sekitar jam 13.00, al-marhum KH Moh Hasan Genggong (yang dikenal dgn Kyai Sepuh) turun dari Masjid Jami’ al-Barokah Genggong menuju dalem (rumah) beliau. Dalam perjalanan antara Masjid dan kediamannya, beliau berjalan sambil berteriak mengucap : “innalillah, innalillah” sambil menghentak-hentakkan tangannya yang kelihatan basah.
Setelah itu, tepat pada hari Senin pagi (tiga hari setelah kejadian tersebut), ketika Alm Kyai sepuh menemui tamunya yang juga terdapat KH Akhmad Mudzar (salah seorang santrinya dan perawi kisah ini), datang dua orang tamu menghadap Kyai sepuh yang merautkan paras kelelahan seakan-akan baru mengalami musibah yang begitu hebat. Tatkala dua orang tersebut bertemu dan melihat wajah al-marhum Kyai sepuh, terlontarlah ucapan dari salah seorang dari keduanya. “ini orang yang menolong kita tiga hari yang lalu” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, alm Kyai sepuh mengucap kata “alhamdulillah” sebanyak tiga kali dengan wajah yang berseri.
Dari kejadian tersebut membuat heran KH Mudzar dan beliau mengambil keputusan untuk bertanya kepada kedua tamu tersebut, sehingga berceritalah tamu tersebut : “tiga hari yang lalu, yaitu hari jumat kami berdua dan beberapa teman yang lain menaiki perahu menuju Banjarmasin, tiba-tiba perahu itu oleng akibat angin topan dan perahu kami tak tertolong lagi. Namun kami sempat diselamatkan berkat kehadiran dan pertolongan yang datang dari seorang sepuh yang tidak kami kenal, waktu itu menunjukan sekitar jam 13.00 atau ba’da jumat, setelah itu kami sudah tidak sadar lagi apa yang terjadi sehingga kami terdampar di tepi pantai Kraksaan (Kalibuntu)”.
Lalu (lanjut cerita tamu tersebut) setelah kami sadar, kami merasa sangat gembira dan bersyukur karena masih terselamatkan dari bencana itu. Dan kami ingat bahwa yang menolong kami dari malapetaka tiga hari yang lalu itu adalah orang tua yang nampaknya sangat alim. Hingga hati kami terdorong untuk sowan atau mampir kepada beliau yang sepuh yang dekat dengan tempat kami terdampar. Setelah kami bertanya kepada orang-orang yang kami jumpai, “adakah di sekitar tempat ini seorang Kyai sepuh ?”. lalu kami disuruh menuju ke tempat ini (Genggong). Setelah sampai disini ternyata orang yang menolong kami waktu itu adalah orang ini. (bersamaan dengan itu tangan tamu tersebut menunjuk ke arah alm. KH Moh Hasan Genggong.

3 comments:

Janji Allah Bagi Orang Yang Menikah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Diantara janji Allah bagi orang yang menikah, Allah janjikan kecukupan untuk me...