SILSILAH SANAD ULAMA' AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
(Termasuk NU)
1.Nabi
Muhammad SAW
2.Sayidina Ali
3.Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
Wasil bin Ato’
4.Amr bin Ubaid
5.Ibrohim Annadhom
6.Abu Huzail Al-Alaq
7.Abu Hasi Adzuba’i
8.Abu Ali Adzuba’i
9.Imam Abu Hasan Ala’asyari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH”) 234 Karangannya :
A. Kitab Maqolatul Islamiyin,
B.Al Ibanah,
C.Al Risalah,
D.Al-Luma’, dll
10.Abu Abdillah Al Bahily
11.Abu Bakar Al Baqilany, karangannya :
A.Kitab At Tamhid,
b.Al Insof,
C.Al bayan,
D.Al Imdad, dll.
12.Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya :
A.Kitab Lathoiful Isaroh,
B.As Samil,
C.Al Irsyad,
D.Al Arba’in,
D.Al kafiyah, dll
13.Abu hamid Muhammad Al Ghozali. Karangannya :
A.Kitab Ihya Ulumuddin,
B.Misyakatul Anwar,
C.Minhajul Qowim,
D.Minhajul Abidin dll.
14.Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya:
A.kitab Al Milal Wannihal,
B.Musoro’atul Fulasifah, dll.
15.Muhammad bin Umar Fakhruraazi, Karangannya:
A.Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib,
B. Matholibul ‘Aliyah,
C.Mabahisul Masyriqiyah,
D.Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll
16.Abidin Al Izzy, karangannya:
A. Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
17.Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya:
A.Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
18.Al Bajury, karangannya:
A.Kitab Jauhar Tauhuid, dll.
19.Ad Dasuqy, karangannya:
A.Kitab Ummul Barohin, dll.
20.Ahmad Zaini Dahlan, karanggannya:
A.Kitab Sarah jurumiyah,
B.Sarah Al Fiyah, dll.
21.Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya :
A.Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
22.Muhammad Annawawi Banten, Karangannya :
A.Syarah Safinatunnaja,
B.Sarah Sulamutaufiq, dll.
Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.
23.Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya al :
– Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin
– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura
– Abdul Shomad Al-Palembangi - Palembang
-Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)
2.Sayidina Ali
3.Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
Wasil bin Ato’
4.Amr bin Ubaid
5.Ibrohim Annadhom
6.Abu Huzail Al-Alaq
7.Abu Hasi Adzuba’i
8.Abu Ali Adzuba’i
9.Imam Abu Hasan Ala’asyari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH”) 234 Karangannya :
A. Kitab Maqolatul Islamiyin,
B.Al Ibanah,
C.Al Risalah,
D.Al-Luma’, dll
10.Abu Abdillah Al Bahily
11.Abu Bakar Al Baqilany, karangannya :
A.Kitab At Tamhid,
b.Al Insof,
C.Al bayan,
D.Al Imdad, dll.
12.Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya :
A.Kitab Lathoiful Isaroh,
B.As Samil,
C.Al Irsyad,
D.Al Arba’in,
D.Al kafiyah, dll
13.Abu hamid Muhammad Al Ghozali. Karangannya :
A.Kitab Ihya Ulumuddin,
B.Misyakatul Anwar,
C.Minhajul Qowim,
D.Minhajul Abidin dll.
14.Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya:
A.kitab Al Milal Wannihal,
B.Musoro’atul Fulasifah, dll.
15.Muhammad bin Umar Fakhruraazi, Karangannya:
A.Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib,
B. Matholibul ‘Aliyah,
C.Mabahisul Masyriqiyah,
D.Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll
16.Abidin Al Izzy, karangannya:
A. Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
17.Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya:
A.Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
18.Al Bajury, karangannya:
A.Kitab Jauhar Tauhuid, dll.
19.Ad Dasuqy, karangannya:
A.Kitab Ummul Barohin, dll.
20.Ahmad Zaini Dahlan, karanggannya:
A.Kitab Sarah jurumiyah,
B.Sarah Al Fiyah, dll.
21.Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya :
A.Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
22.Muhammad Annawawi Banten, Karangannya :
A.Syarah Safinatunnaja,
B.Sarah Sulamutaufiq, dll.
Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.
23.Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya al :
– Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin
– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura
– Abdul Shomad Al-Palembangi - Palembang
-Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)
24.Sejumlah
murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan
adalah,
1. Hadratus Syaikh
KH Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang),
2.KH Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang),
3.KH Bisri Syansuri (Denanyar Jombang),
4.KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo),
5.Kiai Cholil Harun (Rembang),
6.Kiai Ahmad Shiddiq (Jember),
7.Kiai Hasan (Genggong Probolinggo),
8.Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo),
9.Kiai Abi Sujak (Sumenep),
10.Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan),
11.Kiai Usymuni (Sumenep),
12.Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri),
13. Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta),
14.Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang),
15.Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
2.KH Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang),
3.KH Bisri Syansuri (Denanyar Jombang),
4.KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo),
5.Kiai Cholil Harun (Rembang),
6.Kiai Ahmad Shiddiq (Jember),
7.Kiai Hasan (Genggong Probolinggo),
8.Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo),
9.Kiai Abi Sujak (Sumenep),
10.Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan),
11.Kiai Usymuni (Sumenep),
12.Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri),
13. Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta),
14.Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang),
15.Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian
santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU
seperti :
1. Hadratus
Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan
2.Kiai Wahab Hasbullah.
2.Kiai Wahab Hasbullah.
Bahkan
Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil
Bangkalan
Selain
berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil
bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi
terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat (NU).
Dalam proses
pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam
jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah (minta
petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para
pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
Meskipun yang
melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi
petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ke tangan Kiai Hasyim Asy’ari,
melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan.
Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Salah satu pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan waliyullah tanah Jawa. Yaitu Kanjeng Sunan Sunan Ampel.
Mari berflashback awal mulanya berdirinya Nahdlatul Ulama
Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Salah satu pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan waliyullah tanah Jawa. Yaitu Kanjeng Sunan Sunan Ampel.
Mari berflashback awal mulanya berdirinya Nahdlatul Ulama
Rapat
pembentukan NU diadakan di kediaman Kiai Wahab dan dipimpin oleh Kiai Hasyim.
September 1926
diadakanlah muktamar NU yg untuk pertama kalinya yg diikuti oleh beberapa
tokoh.
Muktamar kedua
1927 dihadiri oleh 36 cabang. Kaum muslim reformis dan modernis berlawanan dgn
praktik keagamaan kaum tradisional yg kental dgn budaya lokal. Kaum puritan yg
lebih ketat di antara mereka mengerahkan segala daya dan upaya utk memberantas
praktik ibadah yang dicampur dgn kebudayaan lokal atau yg lbh dikenal dgn
praktik ibadah yg bid’ah. Kaum reformis mempertanyakan relevansinya bertaklid
kepada kitab-kitab fiqh klasik salah satu mazhab. Kaum reformis menolak taklid
dan menganjurkan kembali kepada sumber yg aslinya yaitu Alquran dan hadis yaitu
dgn ijtihad para ulama yg memenuhi syarat dan sesuai dgn perkembangan zaman.
Kaum reformis juga menolak konsep-konsep akidah dan tasawuf tradisional yg
dalam formatnya dipengaruhi oleh filsafat Yunani pemikiran agama dan
kepercayaan lainnya. Bagi banyak kalangan ulama tradisional kritikan dan
serangan dari kaum reformis itu tampaknya dipandang sebagai serangan terhadap
inti ajaran Islam. Pembelaan kalangan ulama tradisional terhadap
tradisi-tradisi menjadi semakin ketat sebagai sebuah ciri kepribadia.
Mazhab Imam Syafii merupakan inti dari tradisionalisme ini . Ulama tradisional memilih salah satu mazhab dan mewajibkan kepada pengikutnya krn di zaman sekarang ini tidak ada orang yg mampu menerjemahkan dan menafsirkan ajaran-ajaran yg terkandung di dalam Alquran dan sunah secara menyeluruh.
Mazhab Imam Syafii merupakan inti dari tradisionalisme ini . Ulama tradisional memilih salah satu mazhab dan mewajibkan kepada pengikutnya krn di zaman sekarang ini tidak ada orang yg mampu menerjemahkan dan menafsirkan ajaran-ajaran yg terkandung di dalam Alquran dan sunah secara menyeluruh.
Nah, inilah
kenapa kita harus bermazhab salah satu dari mahzab 4.
Sejak abad dua
belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru
yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab
al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini
juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang
yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah.
Sudah menjadi
rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi
mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya
dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi
ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu
mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.
sahabatku
semua yang dirahmati Allah, NU ADALAH SALAH SATU BENTENG AHLISUNNAH WALJAMAAH
DI INDONESIA
Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi SAW dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu pengikut Madzhab al-Hanafi, al-Syafi’i, al-Maliki dan al-Hanbali. Sedangkan orang-orang yang keluar dari madzhab empat tersebut pada masa sekarang adalah termasuk ahli bid’ah.
Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi SAW dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu pengikut Madzhab al-Hanafi, al-Syafi’i, al-Maliki dan al-Hanbali. Sedangkan orang-orang yang keluar dari madzhab empat tersebut pada masa sekarang adalah termasuk ahli bid’ah.
”Dari definisi
ini, dapat dipahami bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah bukanlah aliran baru yang
muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran Islam
yang hakiki. Tetapi Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah Islam yang murni sebagaimana
yang diajarkan oleh Nabi saw dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta
diamalkan oleh para sahabatnya. Kaitannya dengan pengamalan tiga sendi utama
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah
mengikuti rumusan yang telah digariskan oleh ulama salaf.
Dalam bidang
aqidah atau tauhid tercerminkan dalam rumusan yang digagas oleh Imam al-Asy’ari
dan Imam al-Maturidi.
Dalam masalah amaliyah badaniyah terwujudkan dengan mengikuti madzhab empat, yakni Madzhab al-Hanafi, Madzhab al-Maliki, Madzhab al-Syafi`i, dan Madzhab al-Hanbali.
Bidang tashawwuf mengikuti Imam al-Junaid al-Baghdadi (w. 297 H/910 M) dan Imam al-Ghazali.
Dalam masalah amaliyah badaniyah terwujudkan dengan mengikuti madzhab empat, yakni Madzhab al-Hanafi, Madzhab al-Maliki, Madzhab al-Syafi`i, dan Madzhab al-Hanbali.
Bidang tashawwuf mengikuti Imam al-Junaid al-Baghdadi (w. 297 H/910 M) dan Imam al-Ghazali.
Jika sekarang
banyak kelompok yang mengaku sebagai penganut Ahlussunnah Wal-Jama’ah maka
mereka harus membuktikannya dalam praktik keseharian bahwa ia benar-benar telah
mengamalkan Sunnah Rasul dan Sahabatnya.
untuk para
simpatisan, pengikut,
mohon luangkan
waktu sebentar, renungkan barang sejenak. Bahwa hati yang paling Allah kasihi
ialah hati yang paling lembut terhadap saudaranya, paling bersih dalam
keyakinannya dan paling baik dalam agamanya. InsyaAllah, jika hati tak sekeras
batu, dada akan terasa lapang, pikiran pun tidak beku dan buntu. Semoga kita
semua mendapat hidayah serta inayah dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Akeh kang apal
Quran Hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Banyak yang hafal Quran dan Hadist, suka mengkafirkan orang lain, kafirnya sendiri tidak diperhatikan, (gara-gara) masih kotor hati dan akalnya.
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Banyak yang hafal Quran dan Hadist, suka mengkafirkan orang lain, kafirnya sendiri tidak diperhatikan, (gara-gara) masih kotor hati dan akalnya.
semoga Allah
swt meluhurkan setiap nafas kita dg cahaya istiqamah, dan selalu dibimbing
untuk mudah mencapai tangga tangga keluhuran istiqamah, dan wafat dalam keadaan
istiqamah, dan berkumpul dihari kiamat bersama ahlul istiqamah
Semoga Allah
SWT menggantikan segala musibah kita dg anugerah, wahai Allah sungguh firman Mu
adalah sumpah Mu yg Kau sampaikan pada kami, bahwa : SUNGGUH BERSAMA KESULITAN
ADALAH KEMUDAHAN, DAN SUNGGUH BERSAMA KESULITAN AKAN DATANG KEMUDAHAN (Al
Insyirah 6-7)
Disari dari beberapa sumber.
semoga bermanfa'at, Amiin.
Disari dari beberapa sumber.
semoga bermanfa'at, Amiin.
Mantap!!!!
ReplyDeleteTakbir!!!
Allahu Akbar